Muhammad : Lelaki Penggenggam Hujan - Tasaro GK
Muhammad : Lelaki Penggenggam Hujan
Buku Tetralogi Muhammad karya Tasaro GK merupakan novel terbaik saat ini yang pernah saya baca, membaca lembar demi lembar dalam buku ini, seperti dibawa oleh mesin waktu ke masa lampau di era awal masa kenabian Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dikemas dengan bahasa yang puitis yang dapat mengaduk-aduk perasaan si pembaca, jujur saja beberapa kali air mata saya menitik ketika membaca buku ini karena tak kuasa membendung buliran air mata ketika membaca kisah Sang Permata Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
Ada dua tokoh utama dalam buku ini, yaitu Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam sendiri, dan Kashva, tokoh fiktif yang menyela dalam kisah ini. Kashva adalah seorang rahib dari kerajaan Persia yang beragama zardhust dan sedang mencari tahu tentang berita kedatangan Nabi akhir zaman yang dinubuatkan di dalam perkamen-perkamen kepercayaan. Ia meyakini akan datang seseorang yang diutus oleh Tuhan untuk memperbaiki kondisi ummat manusia yang sudah sedemikian rusak.
Kashva adalah seorang pemuda yang menghabiskan masa mudanya hanya untuk ilmu, oleh karena itulah ia amat disayang oleh Khosrou, Raja Persia yang sedang berkuasa, ia ditempatkan di Kuil Sistan lengkap dengan pelayanannya, belakangan aktivitas Kashva untuk mencari tahu tentang berita kedatangan Nabi Akhir Zaman mengganggu perasaan Khosrou, sehingga membuat Kashva lari meninggalkan Kuil Sistan.
Dalam mencari tahu kedatangan Nabi Akhir Zaman, Kashva ditemani oleh dua orang, yang pertama adalah EL, pemuda yang tak pernah ditemuinya, cara berkomunikasi antara Kashva dengan El terbilang unik, mereka hanya berkirim surat tanpa mengatahui wajah masing-masing, El adalah seorang pemuda beragama nasrani yang juga sedang mencari tanda-tanda kedatangan Nabi Akhir Zaman.
Dan yang kedua adalah Astu, teman kecil Kashva yang sangat cerdas, perempuan bermata senja ini adalah anak dari guru Kashva bernama Yim, seringnya interaksi ilmu antara keduanya menumbuhkan perasaan cinta yang sulit dipahami oleh Kashva dan Astu, tetapi hubungan mereka tidak mendapat restu dari Yim dengan alasan yang hanya bisa ditemukan jika anda membaca buku ini.
Lalu kisah tentang Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, kisah ini yang paling sering mengaduk-aduk perasaan saya, terutama peristiwa hilangnya kalung Aisyah dan ketika Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam dilempari kotoran burung oleh bangsa Quraisy yang membuat putrinya yang berwajah melati, Fathimah binti Muhammad menangis tersedu-sedu. Juga tentang peluh Rasulullah dan perjuangan para sahabat yang tak jarang mengundang rintikan air mata.
Pertama kali membaca buku ini anda akan sedikit kebingungan, karena kisahnya yang melompat-lompat. Satu bab kisah tentang Rasulullah, bab berikutnya bercerita tentang kisah Kashva. Tetapi dengan gaya tulisan Tasaro membuat yang membaca akan semakin penasaran untuk terus membacanya.
Dalam hal judul mengapa Tasaro memakai nama “Lelaki Pengenggam Hujan”untuk Rasulullah SAW diambil dari temuan Kashva tentang nubuat Nabi akhir zaman dalam perkamen-perkamen aliran kepercayaan, Atsvat-Ereta dalam kepercayaan zardhuts, Meitreya dalam kepercayaan Budha, dan Himada atau Lelaki Penggenggam Hujan dalam kepercayaan masyarakat India, Hujan sendiri disini dimaknai dengan Wahyu, yang berarti akan datang seorang lelaki yang diutus dan mendapat wahyu untuk disebarkan ke ummat manusia.
Namun dibalik kekaguman saya dengan buku ini, mengundang satu pertanyaan besar “apa boleh mencampurkan sirah Nabi yang isinya adalah kenyataan dan dijadikan rujukan oleh ummat Islam dengan cerita fiksi yang tokohnya tak nyata?” sehingga terkesan kisah yang ditampilkan tidak nyata dan hanya ilustrasi belaka.(aryajagadpamungkas)
Selamat membaca!***
Komentar