Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pramoedya Ananta Toer

Bukan Pasar Malam - Pramoedya Ananta Toer

Gambar
Bukan Pasar Malam Judul                     : Bukan Pasar Malam Penulis                  : Pramoedya Ananta Toer No. ISBN               : 9789793820033 Penerbit                : Lentera Dipantara Tanggal terbit       : 2006 Jumlah Halaman : 104 Kategori                : Sejarah Fiksi SINOPSIS Perjalanan seorang anak revolusi yang pulang kampung karena ayahandanya jatuh sakit. Dari seputaran perjalanan itu, terungkap beberapa potong puing gejolak hati yang teka pernah teranggap dalam gebyar-gebyar revolusi. Dikisahkan bagaimana keperwiraan seseorang dalam revolusi pada akhirnya melunak ketika dihadapkan pada kenyataan sehari-hari: ia menemukan ayahnya yang seorang guru yang penuh bakti tergolek sakit karena TBC, anggota keluarganya yang miskin, rumah tuanya yang sudah tidak kuat lagi menahan arus waktu, dan menghadapi istri yang cerewet. Berpotong-potong kisah itu diungkapkan dengan sisa-sisa kekuatan jiwa yang berenangan dalam jiw

Rumah Kaca - Pramoedya Ananta Toer

Gambar
Rumah Kaca  Judul: Rumah Kaca Pengarang: Pramoedya  Ananta Toer Tahun: 2006 Penerbit: Lentera Dipantara Tebal: 646 halaman Genre: Fiksi Rumah Kaca  (1988) adalah  buku  terakhir dari tetralogi Buru. Pada bagian ini diambil sudut pandang yang sama sekali tidak terduga dari tiga cerita sebelumnya. Jika kita masih ingat kisah menegangkan di akhir cerita  Jejak Langkah ; setelah terjadi peristiwa penembakan Robert Suurhof gembong preman  De Zweep  yang kerap mengganggu aktivitas politik Minke yang ternyata dilakukan atas rencana istrinya sendiri--Prinses van Kasurita dari Maluku yang digambarkan sebagai perempuan yang sangat pemberani--tanpa sepengetahuan Minke itu taklain hanyalah sebuah rencana di balik rencana seorang petinggi polisi Belanda dari Ambon, Pangemanann dengan dua  n , untuk menjebak Minke. Rumah Kaca  ini dikisahkan ditulis sendiri oleh Pangemanann sebagai sebuah proyek (studi) pribadi tentang perkembangan pemberontakan pribumi. Memang Pangema

Jejak Langkah - Pramoedya Ananta Toer

Gambar
Jejak Langkah Judul buku          : Jejak Langkah Penulis buku       : Pramoedya Ananta Toer Penerbit buku     : Lentera Dipantara Cetakan               : Kesembilan, tahun 2012 Ketebalan buku  : 724 halaman Minke, seorang anak bupati dari provinsi jawa timur adalah seorang pribumi yang banyak mengecap pendidikan Eropa. Hal ini membuat pandangannya berbeda dari pandangan kaum pribumi kebanyakan. Ia adalah seorang pekerja keras, pandai, dan pantang menyerah. Tidak seperti kebanyakan pribumi yang dalam bahasa Jawa disebutkan sebagai bangsa yang “ Alon – alon waton klakon dan Ntrimo ing pandum “ ( sedikit – sedikit asal tetap berjalan, dan menerima apa adanya ). Minke memasuki sekolah STOVIA, sekolah dokter Jawa. Baru sehari ia berada di asrama, ia sudah membuat ulah. Perpeloncohan yang dilakukan oleh para seniornya membuat Minke marah. Perpeloncohan itu dirasa keterlaluan oleh Minke. Minke dilucuti tanpa pakaian di dalam kamar, kemudian dijadikan sebagai b

Anak Semua Bangsa - Pramoedya Ananta Toer

Gambar
Anak Semua Bangsa Judul       : Anak Semua Bangsa Penulis    : Pramoedya Ananta Toer Halaman : 536 Penerbit  : Lentera Dipantara Cetakan  : 13, September 2011 ISBN        : 979-97312-4-0 SINOPSIS Novel Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer menggambarkan penderitaan rakyat Jawa dibawah pemerintahan Belanda yang licik dan haus kekuasaan. Dari sudut pandang Minke, seorang penulis pribumi yang begitu mendewakan Eropa, kita dapat melihat kembali sejarah bangsa Indonesia, serta bercermin melihat diri sendiri. Kita diajak menelusuri pikiran Minke yang terombang-ambing dalam keyakinannya, sampai akhirnya sadar bahwa ia harus turun dan memperhatikan bangsanya sendiri. Minke kehilangan istrinya, Annelies Mellema, pada bagian awal novel. Sahabatnya, Panji Darman atau Robert Jan Dapperste-lah yang menemani Annelies sampai ajalnya di Belanda. Banyak surat dikirimkan oleh Panji Darman untuk Minke dan mertuanya, Nyai Ontosoroh. Selama waktu ini, Minke dan mert

Bumi Manusia - Pramoedya Ananta Toer

Gambar
Bumi Manusia Prolog Bumi Manusia merupakan buku pertama dari tetralogi buru yang ditulis oleh sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, ketika mendekam di penjara di pulau Buru,1975. Semasa hidup beliau sebagian dihabiskan dalam penjara- sebuah wajah purba semseta yang paling purba bagi manusia-manusia bermartabat : 3 tahun dalam penjara Kolonial, 1 tahun di Orde Lama, dan 14 tahun di Orde Baru (13 Oktober 1965 – Juli 1969, Pulau Nusa-Kambangan Juli 1969 – 16 Agustus 1969, Pulau Buru Agustus 1969 – 12 November 1979, Magelang/ Banyumanik November – Desember 1979) tanpa proses pengadilan. Meskipun separuh hidupnya berada dalam penjara beliau tak luput dari kegiatan menulis, baginya menulis adalah tugas pribadi dan nasional. Dan ia konsekuen terhadap semua akibat yang ia peroleh. Berkali-kali karyanya dibuang dan dibakar. Termasuk karya Tetralogi Buru (  Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah,  dan  Rumah Kaca ) yang dilarang terbit pada tahun 1981 oleh Jaksa Agu

Arus Balik - Pramoedya Ananta Toer

Gambar
Arus Balik Judul  Buku : Arus Balik Penulis        : Pramoedya Ananta Toer Penerbit      : Hasta Mitra, 2002 Dimensi      : 15×23 cm l Softcover Tebal           : 1192 hlm ISBN            : 979-8659-04-x Oleh             : Lapmi HMI Cabang Ciputat Berhasil dengan masterpiece pertamanya, Tetralogi Buru; Bumi Manusia, Jejak Langkah, Anak Sebuah Bangsa dan Rumah Kaca, Pram kembali menghadirkan Tetralogi keduanya yang tidak kalah luar biasa. Yang pertama Arok Dedes, Mata Pusaran, Arus Balik dan Mangir. Meskipun karya kedua dalam Tetralogi ini, Mata Pusaran, sampai sekarang belum pernah ditemukan setelah beberapa saat ketika Pram balik dari Pulau Buru, teks cikal bakal Mata Pusaran ini lenyap dirampas orang (yang katanya suruhan Jendral) dan sampai sekarang tidak pernah dikembalikan. Arus Balik, mengisahkan tentang sebuah arus yang berbalik. Setelah keruntuhan kerajaan Majapahit (1478 M) membuat arus Nusantara yang dahulunya merupakan mercusuar dari Selatan yang selal

Cerita Dari Jakarta - Pramoedya Ananta Toer

Gambar
Cerita Dari Jakarta Judul : Cerita Dari Jakarta Penulis : Pramoedya Ananta Toer Penerbit : Hasta Mitra Isi Hal : 213 Hal Jenis Cover : Soft Cover Bahasa : Indonesia Ringkasan : Cerita dari Jakarta oleh penulisnya diberi judul tambahan “Sekumpulan Karikatur Keadaan dan Manusianya”. Kisah-kisah ini terkumpul antara 1948–1956, suatu kurun waktu yang cukup dipadati pengalaman suram – malah sebaliknya banyak sekali muncul keadaan yang jauh dari segala harapan indah setelah berevolusi menegakkan kemerdekaan. Baca juga : Arus Balik - Pramoedya Ananta Toer Cerita dari Jakarta menjadilah sebuah kritik-sosial yang mengambil bentuk karikatural dalam oeuvre literer Pramoedya menggambarkan ­keadaan maupun manusia-manusianya. Selamat membaca!***