Zahir - Paulo Coelho
Zahir
Judul Buku : Zahir
Penulis : Paulo Coelho
Alih Bahasa : Andang H. Sutopo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Kelima, Januari 2014
Tebal : 440 Halaman
Dalam buku ini, tokoh utama, sang pencerita, menceritakan pengalaman hidupnya tentang Zahirnya. Zahir sendiri adalah seseorang/sesuatu ayng sebenarnya mengisi ruang kosong di hati kita, dan apabila kita terpisah atau kehilangan Zahir ini, kita bisa saja merasakan bahwa hidup itu tidak lagi memiliki arti.
kehilangan
Ya, Zahir sang Pencerita bernama Esther, istrinya sendiri. Selama ini perkawinan mereka berjalan normal dan biasa saja, akan tetapi keduanya mereka tidak merasakan bahagia, hingga suatu saat Ester memutuskan untuk meningggalkan sang Pencerita tanpa pesan.
Sang pencerita kehilangan jiwanya. Zahirnya telah pergi dan dia tidak bisa mengalihkan pikirannya dari Zahir itu sendiri. Setiap momen dalam hidupnya, ia selalu mencari dan mencari Zahirnya, hingga ia memutuskan untuk menulis sebuah buku yang berjudul "Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit". Buku tulisannya ini akhirnya mempertemukannya dengan seorang pria dari Kazakhstan bernama Mikhail.
Mikhail belakangan ini sering terlihat bersama Esther. Sang pencerita curiga bahwa Esther pergi meninggalkannya karena Esther lebih cinta pada Mikhail. Tapi sepertinya tidak seperti itu, karena Mikhail sendiri juga menyatakan bahwa ia turut merasa kehilangan atas perginya Esther.
Alih Bahasa : Andang H. Sutopo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Kelima, Januari 2014
Tebal : 440 Halaman
“Zahir-ku mempunyai nama, dan namanya adalah Esther.” - Paulo Coelho
kehilangan
Ya, Zahir sang Pencerita bernama Esther, istrinya sendiri. Selama ini perkawinan mereka berjalan normal dan biasa saja, akan tetapi keduanya mereka tidak merasakan bahagia, hingga suatu saat Ester memutuskan untuk meningggalkan sang Pencerita tanpa pesan.
Sang pencerita kehilangan jiwanya. Zahirnya telah pergi dan dia tidak bisa mengalihkan pikirannya dari Zahir itu sendiri. Setiap momen dalam hidupnya, ia selalu mencari dan mencari Zahirnya, hingga ia memutuskan untuk menulis sebuah buku yang berjudul "Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit". Buku tulisannya ini akhirnya mempertemukannya dengan seorang pria dari Kazakhstan bernama Mikhail.
Mikhail belakangan ini sering terlihat bersama Esther. Sang pencerita curiga bahwa Esther pergi meninggalkannya karena Esther lebih cinta pada Mikhail. Tapi sepertinya tidak seperti itu, karena Mikhail sendiri juga menyatakan bahwa ia turut merasa kehilangan atas perginya Esther.
Baca juga : Veronika Memutuskan Mati - Paulo Coelho
Buku ini menceritakan tentang bagaimana sang pencerita akhirnya bisa menemukan Zahirnya kembali, mengisi kekosongan hatinya, menemukan kesalahannya dan mengetahui penyebab mengapa Zahirnya pergi meninggalkannya.
Ini semua tentang kebahagiaan hidup dan rasa bahagia terhadap hidup.
Akan tetapi, sama seperti buku Paulo Coelho lainnya, buku ini juga sarat makna dan banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil, bahkan hanya dari satu paragraf saja. Buku ini banyak menyinggung tentang cinta, bagaimana seharusnya kita mencintai. Buku ini juga banyak sekali mengandung nilai-nilai dasar kehidupan.
Saya sangat merekomendasikan buku ini dibaca oleh kaum muda yang masih merasa hidupnya belum punya arti (contohnya saya sendiri) karena buku ini menunjukkan betapa pentingnya bagi kita untuk menemukan Zahir kita, karena setiap orang memiliki Zahirnya masing-masing.(ebtohang)
Buku ini menceritakan tentang bagaimana sang pencerita akhirnya bisa menemukan Zahirnya kembali, mengisi kekosongan hatinya, menemukan kesalahannya dan mengetahui penyebab mengapa Zahirnya pergi meninggalkannya.
Ini semua tentang kebahagiaan hidup dan rasa bahagia terhadap hidup.
Akan tetapi, sama seperti buku Paulo Coelho lainnya, buku ini juga sarat makna dan banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil, bahkan hanya dari satu paragraf saja. Buku ini banyak menyinggung tentang cinta, bagaimana seharusnya kita mencintai. Buku ini juga banyak sekali mengandung nilai-nilai dasar kehidupan.
Saya sangat merekomendasikan buku ini dibaca oleh kaum muda yang masih merasa hidupnya belum punya arti (contohnya saya sendiri) karena buku ini menunjukkan betapa pentingnya bagi kita untuk menemukan Zahir kita, karena setiap orang memiliki Zahirnya masing-masing.(ebtohang)
Komentar