Ronggeng Dukuh Paruk - Ahmad Tohari
Ronggeng Dukuh Paruk
Judul : Ronggeng Dukuh Paruk (buku I Catatan Buat Emak)
Penulis : Ahmad Tohari
Penerbit : Gramedia
Thn Terbit : 2011
Dukuh Paruk adalah sebuah desa yang terletak di pedukuhan yang sangat terpencil dan jauh dari manusia-manusia modern. Di desa yang keadaannya kering kerontang terdapat penduduk yang mempercayai bahwa mereka keturunan dari Ki Secamenggala, seorang bromocorah yang dianggap sebagai nenek moyang mereka.
Srintil merupakan anak pembuat tempe bongkrek yang menjadi piatu akibat bencana tempe bongkrek. Sejak kecil srintil dirawat oleh kakek dan neneknya. Saat usianya masih anak-anak ia memiliki seorang teman Rasus, Warta, dan Darsun. Ketiganya sangat senang melihat srintil menari bak ronggeng. Meskipun masih kecil, srintil sangat pandai menari.
Kemampuan srintil menari ronggeng akhirnya diketahui oleh kakeknya, dan ia menyampaikannya kepada Kertarreja, seorang dukun ronggeng. Kehadiran Srintil, yang saat itu berusia sebelas tahun, merupakan peristiwa yang ditunggu-tunggu oleh penduduk dukuh paruk. Kemampuan srintil menari ronggeng, menghidupkan kembali tradisi yang selama ini telah hilang.
Sebagaimana adat Dukuh Paruk, untuk menjadi seorang ronggeng srintil harus melewati tahap-tahap yang tidak mudah. Srintil harus diserahkan kepada dukun ronggeng, karena ia harus mendapat perawatan khusus. Srintil juga harus dimandikan di depan cungkup makam Ki Secamenggala, dan yang terakhir adalah prosesi bukak kelambu. Pada prosesi bukak kelambu srintil harus menyerahkan keperawanannya pada lelaki manapun yang sanggup memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Sejak Srintil menjadi ronggeng, ia semakin jauh dari Rasus dan Rasus merasa kehilangan sosok emaknya. Sejak saat itu pula Rasus memilih untuk keluar dari desa yang telah membesarkannya. Di dusun Dawuan inilah Rasus mampu mengubah pandangan hidupnya dan menghilangkan semua peristiwa yang selama ini membayangi dan menyakitkan hatinya.
Selama di Dawuan kehidupan Rasus pun berubah, ia menjadi seorang Tobang para tentara. Saat ia bermalam di dukuh paruk untuk menemani neneknya yang sudah tua, srintil berkata pada Rasus bahwa ia ingin menjadi pendamping hidupnya dan ia rela meninggalkan profesinya sebagai ronggeng di dukuh paruk tetapi Rasus menolaknya. Akhirnya, saat semua masih terlelap dalam tidurnya Rasus meninggalkan sepenuhnya desa Dukuh Paruk dan berbagi macam kenangannya di desa yang telah membesarkannya. (rumpunsastra)
Selamat membaca!***
Komentar