Mr Mercedes - Stephen King
Mr Mercedes
Judul: Mr. Mercedes
Penulis: Stephen King
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit (USA/IND): 2014/2017
Penerjemah: Rosi L. Simamora dan Julanda Tantani
Halaman: 684 halaman; 20cm
ISBN: 978-602-03-5126-1
Pada jam-jam menjelang subuh disebuah kota Midwest yang lesu, ratusan orang mengantre di busa kerja. Tiba-tiba seorang pengendara mobil melaju kencang ke arah mereka dalam mobil Mercedes curian, menggilas tanpa ampun, mundur, lalu menabrak lagi. Delapan orang tewas, lima belas terluka. Si pembunuh lolos.
Di belahan lain kota, beberapa bulan kemudian, pensiunan polisi overweight, yang kerjaannya setiap sore menonton acara tidak berguna di televisi sambil bermain-main dengan pistolnya, Bill Hodges, masih terbayang-bayang kasus tak terpecahkan itu.
Lalu seorang menulis surat kepadanya, mengaku sebagai si penabrak dan mengancam akan melakukan serangan lebih dahsyat. Hodges pun memutuskan untuk aktif kembali demi mencegah terulang nya tragedi itu.
Brady Hartfield berpenampilan seperti remaja biasa pada umumnya. Bekerja di sebuah toko elektronik dan menjadi tukang eskrim keliling membuatnya tidak dicurigai. Ia tinggal bersama ibunya yang pemabuk. Dia sangat menyukai perasaan berkuasa yang meliputinya ketika berada dibelakang kemudi mobil Mercedes-nya, dan dia ingin merasakan hal itu lagi. Dan rencana Brady berikutnya, apabila berhasil, akan menewaskan atau melukai ribuan orang.
“Tak ada apapun di wajahnya yang menyerahkan kecenderungan untuk membunuh. Tetapi tentu saja yang seperti itu nyaris tak pernah ada.” – Bill
Hanya Bill Hodges yang bisa menahan si pembunuh sebelum beraksi kembali.
REVIEW
Sementara dari sisi Brady, kita diajak mengikuti kisah hidupnya yang memiliki keterkaitan seksual dengan ibunya sendiri sekaligus merencakan kembali aksinya dengan skala yang lebih besar dan juga bagaimana ia bisa bersembunyi dari Bill.Buku Stephen King ke-51 dan buku ke-44 yang ditulis menggunakan nama aslinya ini, memang sejak awal menunjukan siapa pelaku pembunuhan Mercedes, Brady. Dan para pembaca diminta mengikuti cara Bill mencari tahu siapa pelaku pembunuh dan juga mencegah bahaya yang lebih besar terjadi.
Iya udah gitu aja.
Buku setebal lebih dari 600 halaman ini sangat mendetail, yang membuat saya bertahan adalah POV terakhir sebelum pergantian bab yang sangat menarik, membuat bertanya-tanya apa yang akan terjadi berikutnya.
Karena Stephen King di kenal dengan Master of Horror, setiap buku horror yang ditulisnya berhasil membuat para pembaca dihantui. Karena itu ekspektasi saya sangat tinggi untuk buku pertama Stephen King yang saya baca ini. Tetapi sepertinya ekspektasi saya terlalu tinggi terhadap buku ini.
Bagian terbaik dari novel ini adalah cara Brady mencuri Mercedes dengan menggunakan metode Stealing the Peek, sebuah metode yang sangat luar biasa dan saya tidak pernah tau bahwa hal itu bisa terjadi. Terlepas Stealing the Peek biasa di gunakan atau tidak, tetap saya itu adalah salah satu ide briliant dalam novel ini.
Saya tidak masalah dengan kisah cinta Bill dengan Janey Patterson -adik dari Olivia, pemilik asli Mercedes yang dicuri. Meskipun agak aneh juga, kisah cinta yang singkat, hanya beberapa kali bertemu ditambah lagi Bill yang sudah tua, overweight, dan usia mereka yang berbeda hampir 20 tahun.
“Woody Allen benar: delapan puluh persen kesuksesan adalah mengenai muncul di saat yang tepat.” –Hodges
Tetapi mungkin Janey memang membutuhkan Bill untuk membuatnya aman -karena Bill mantan polisi- dan juga nyaman karena kakaknya di tuduh sebagai tersangka, ibunya yang sakit-sakitan dan keluarga lain yang tidak ada bisa diandalkan.
Ia tidak meminta bantuan sama sekali padahal ia punya banyak cara. Akhirnya ia hanya di bantu Jerome, sang anak negro yang suka membantunya memotong rumput dan Holly, sepupu dari Janey dan Olivia yang aneh.Seperti yang sudah saya beritahu Bill adalah mantan polisi, tentu saja ia punya banyak koneksi untuk mencari Brady. Tetapi Bill memilih untuk tidak memberi polisi bahkan patner lamanya, Pete. Ia hanya melakukan semua hal sendirian karena takut si pelaku melakukan aksi nekatnya, bahkan ketika klimaks sekalipun.
Untuk karakter, Holly adalah karakter yang tidak saya suka karena ‘aneh;. ‘Aneh’ bukan karena kelakuannya yang aneh tetapi ia datang ditengah cerita dan tiba-tiba bisa melakukan segalanya, padahal ia termasuk yang tidak bisa bergaul dengan baik. Bagi saya, Jerome yang lebih melekat kuat di otak dibandingkan Bill.
Saya kecewa dengan endingnya, kurang greget. Bill tidak berbuat apa-apa, memang dia sakit tetapi ahhh…. sudahlah. Silahkan baca sendiri bukunya.(mintzreader)
Baca juga : Pohon Tanpa Akar - Syed Waliullah
Komentar