Maryam Bunda Suci Sang Nabi - Sibel Eraslan
Maryam Bunda Suci Sang Nabi
Judul Buku : Maryam, Bunda Suci Sang Nabi
Tahun terbit : 2014
Penulis : Sibel Eraslan
Penerjemah : Aminahyu Fitri
Penerbit : Kaysa Media
Jumlah Halaman : 464 hal.
Maryam, sosok wanita suci yang penuh kasih sayang, di mana kelebihan Maryam adalah kesabaran serta keteguhannya dalam melaksanakan perintah Allah Swt. Sibel Eraslan, novelis terkemuka asal Turki, berhasil menggambarkan sosok Maryam dengan begitu apik. Novel ini merupakan satu dari empat novel serial 4 wanita penghuni Surga. Tiga novel lainnya berkisah tentang Khadijah, Fatimah, dan Asiyah.
Novel Maryam beralur flashback. Kehidupan Maryam dan putranya dikisahkan oleh tokoh fiktif bernama Merzangus. Kejadian dibuka dengan kisah yang menggambarkan kondisi dan situasi yang terjadi saat peristiwa penyaliban pemuda yang disangka Nabi Isa. Merzangus yang menyaksikan peristiwa itu kemudian mengisahkan kehidupan Bunda Maryam dan Nabi Isa as. kepada istri Pilatus, wali Romawi yang memimpin sidang penyaliban.
Baitul Maqdis di Al-Quds, sebagai tempat yang selalu istimewa sepanjang sejarah, menjadi lingkungan tempat Maryam dilahirkan. Maryam dilahirkan dari rahim Hanna, wanita Al-Quds keturunan Bani Fakuz yang paling baik akhlak, pendidikan, dan rupanya. Hanna dan saudara perempuannya bernama Al-Isya menikah dengan orang-orang alim keturunan Nabi Harun as. yang diberi kehormatan sebagai pengasuh Baitul Maqdis. Hanna menikah dengan Imran dari Bani Masan, sementara Al-Isya menikah dengan Nabi Zakaria as. yang keturunannya segaris dengan Nabi Daud as. (Halaman 65)
Maryam sudah menjadi yatim saat ia masih dalam kandungan Hanna. Imran, sang Ayah, sudah terlebih dahulu menghadap Sang Khaliq. Tak berapa lama setelah melahirkan Maryam, Hanna juga menyusul Imran meninggalkan Maryam sebagai seorang yatim piatu. Maka Nabi Zakaria dan istrinya memegang peranan yang sangat penting sebagai pengasuh Maryam.
Oleh Hanna, Maryam diikrarkan sebagai anak yang akan dikorbankan di jalan Allah dengan kata lain akan mengabdi di Baitul Maqdis. Pada saat Maryam diserahkan di Baitul Maqdis sudah ada empat ribu anak yang sama seperti dirinya. Mereka semua diserahkan untuk mengabdi di jalan Allah, seluruhnya laki-laki. Setelah mulai dapat berbicara, mereka diserahkan untuk disertakan dalam pendidikan di masjid. Maryam membutuhkan wali untuk mengasuhnya sebelum dapat memulai pelajaran dan pendidikan di masjid. Nabi Zakarialah yang hadir sebagai wali Maryam.
Maryam tinggal di dalam mihrab yang dibuatkan Nabi Zakaria as. Mihrab yang mempunyai tujuh lapis pintu di mana Nabi Zakaria as. sebagai pemegang kunci dari pintu-pintu tersebut. Setiap membuka Baitul Maqdis pada waktu pagi dan menutupnya di waktu malam, Nabi Zakaria as. mendapati Maryam sudah selesai menghafalkan semua pelajaran yang diajarkan kepadanya. Bahkan Maryam juga telah hafal beberapa doa yang belum pernah diajarkan sekalipun. Nabi Zakaria mendapati Maryam selalu berteman dengan para Malaikat.
Baitul Maqdis di Al-Quds, sebagai tempat yang selalu istimewa sepanjang sejarah, menjadi lingkungan tempat Maryam dilahirkan. Maryam dilahirkan dari rahim Hanna, wanita Al-Quds keturunan Bani Fakuz yang paling baik akhlak, pendidikan, dan rupanya. Hanna dan saudara perempuannya bernama Al-Isya menikah dengan orang-orang alim keturunan Nabi Harun as. yang diberi kehormatan sebagai pengasuh Baitul Maqdis. Hanna menikah dengan Imran dari Bani Masan, sementara Al-Isya menikah dengan Nabi Zakaria as. yang keturunannya segaris dengan Nabi Daud as. (Halaman 65)
Maryam sudah menjadi yatim saat ia masih dalam kandungan Hanna. Imran, sang Ayah, sudah terlebih dahulu menghadap Sang Khaliq. Tak berapa lama setelah melahirkan Maryam, Hanna juga menyusul Imran meninggalkan Maryam sebagai seorang yatim piatu. Maka Nabi Zakaria dan istrinya memegang peranan yang sangat penting sebagai pengasuh Maryam.
Oleh Hanna, Maryam diikrarkan sebagai anak yang akan dikorbankan di jalan Allah dengan kata lain akan mengabdi di Baitul Maqdis. Pada saat Maryam diserahkan di Baitul Maqdis sudah ada empat ribu anak yang sama seperti dirinya. Mereka semua diserahkan untuk mengabdi di jalan Allah, seluruhnya laki-laki. Setelah mulai dapat berbicara, mereka diserahkan untuk disertakan dalam pendidikan di masjid. Maryam membutuhkan wali untuk mengasuhnya sebelum dapat memulai pelajaran dan pendidikan di masjid. Nabi Zakarialah yang hadir sebagai wali Maryam.
Maryam tinggal di dalam mihrab yang dibuatkan Nabi Zakaria as. Mihrab yang mempunyai tujuh lapis pintu di mana Nabi Zakaria as. sebagai pemegang kunci dari pintu-pintu tersebut. Setiap membuka Baitul Maqdis pada waktu pagi dan menutupnya di waktu malam, Nabi Zakaria as. mendapati Maryam sudah selesai menghafalkan semua pelajaran yang diajarkan kepadanya. Bahkan Maryam juga telah hafal beberapa doa yang belum pernah diajarkan sekalipun. Nabi Zakaria mendapati Maryam selalu berteman dengan para Malaikat.
Ketika Maryam sudah menginjak usia 17, kota Al-Quds dilanda paceklik dan wabah penyakit. Suatu hari Nabi Zakaria as. mengunjungi Maryam di Mihrab, ia dikagetkan dengan nampan berisi buah-buahan yang masih ditutupi kain putih. Nabi Zakaria semakin heran ketika melihat buah-buahan musim dingin berada di situ. Bahkan, buah-buahn yang namanya belum pernah diketahuinya pun ada dalam nampan. Baunya sangat harum, berwarna cerah, dan segar. Dalam usianya yang masih sangat muda, Maryam telah mampu berkata penuh hikmah kepada Zakaria yang sudah berusia lanjut.
Novel ini membuat kita jatuh cinta kepada sosok Maryam. Maryam sebagai seorang hamba, Maryam sebagai seorang wanita, dan Maryam sebagai seorang ibu dari laki-laki mulia yang tak lain adalah Nabi Isa as. Maryam adalah pendukung utama sang putra dalam mengemban amanah dakwah. Digambarkan bagaimana tegar dan kuatnya Maryam mulai dari mengandung sampai kepayahan dan perjuangan Maryam melahirkan Isa.
Nabi Isa as. lahir di tengah kondisi Bani Israil yang sudah jauh dari ajaran Taurat dan mulai meninggalkan 10 perintah yang dibawa Nabi Musa as. Para pemuka agama di Baitul Maqdis pun lebih tertarik untuk menjual agama dengan dunia. Dalam novel ini digambarkan bagaimana perjuangan Nabi Isa as. bersama 12 hawari (sebutan untuk pengikut nabi Isa--red) dalam berdakwah. Hingga akhirnya satu dari hawari tersebut, yang bernama Yahuda Iskariot berkhianat dengan menjual berita kepada penguasa Romawi. Yahuda adalah sosok yang disangka Nabi Isa as. sehingga menerima hukuman mati. Sementara Nabi Isa as. dengan seizin Allah diangkat ke langit.
Bab yang sangat berkesan dan menggetarkan adalah Bab Maryam dan Para Wanita ahli surga. Dikisahkan, Maryam dalam mimpinya dipertemukan dengan para wanita penghuni surga. Ada Asiyah putri Muzahim yang telah membesarkan Nabi Musa as, yakni sosok di mana para malaikat akan berucap takbir ketika ia lewat. Kemudian sosok wanita tercantik yang sampai-sampai malaikat bisa pingsan karena kecantikannya adalah Khadijah binti Khuwailid istri Nabi Muhammad saw. yang juga ditunjukkan sebagai salah satu ratu para wanita ahli surga. Dan seorang wanita yang bahkan malaikat bisa buta karena pancaran cahaya darinya, ia adalah Fatimah Az-Zahra putri Muhammad Al-Musthafa. Diceritakan bahwa sososk Fatimah begitu mirip dengan sosok Maryam, sehingga ketika mereka berdua bertatap muka seakan-akan keduanya sedang bercermin saru sama lain.
Membaca novel ini akan membawa kita untuk jatuh cinta berkali-kali dengan sosok Maryam. Kemudian kita juga akan semakin mencintai Nabi Isa, Nabi Zakaria, Nabi Yahya, dan para nabi lain yang begitu gigih memperjuangkan risalah ini. Diceritakan pula nabi-nabi terdahulu juga sudah melaksanakan shalat dan zakat serta mengimani akan hadirnya nabi terakhir, Muhammad saw.
Selesai membaca novel ini akan membuat kita bercermin dan bersegera untuk memantaskan diri untuk kemudian menjadi wanita yang istimewa dihadapan Allah. Semoga kelak Allah perkenankan untuk bertemu dan berucap salam kepada para wanita penghuni surga. Aamiin.
Selamat membaca!***
Baca juga :
Komentar