Career of Evil - Robert Galbraith
Career of Evil
Robert Galbraith (Pseudonym) JK Rowling
Gramedia Pustaka Utama, 547 hal
Gramedia, Gandaria City
Sinopsis:
Kantor biro jasa detektif mendadak heboh akibat datangnya kiriman paket yang berisi tungkai milik seorang korban wanita, Kelsey Platt. Kebetulan paket ini dibuka oleh sang sekretaris, Robin Ellacott. Cormoran Strike sendiri memiliki perkiraan bahwa si pelaku adalah orang yang ingin menghancurkan karirnya. Naluri detektifnya bekerja dan menyasar ke beberapa orang sakit jiwa yang punya alasan bagus untuk membencinya.
Musuh-musuh ini di antaranya Noel Brockband dari Brigade Lapis Baja Ketujuh, Donald Laing dari Resimen Perbatasan Kerajaan dan terakhir ayah tiri Strike yang bernama Jeff Whittaker. Polisi yang diwakili oleh Wardle telah menindak lanjuti dan menelusuri latar belakang mereka namun dalam pandangan Strike, kerja polisi masih belum maksimal. Dibantu Robin, ia akhirnya terjun sendiri menyelidiki.
Selain masalah dengan kasus tungkai ini, Strike pun dilanda perasaan yang aneh terhadap sekretarisnya. Ia menjadi cemas akan ketertarikannya sendiri pada wanita itu. Sebulan lagi Robin akan menikah dengan Matthew, namun berbagai persoalan kian memperumit persiapan pernikahannya.
Di lain pihak, kasus paket misterius ini kian brutal karena Robin lagi-lagi dikirimi paket yang kali ini berisi potongan jari kaki. Peristiwa ini mendorong Strike untuk secepatnya menuntaskan kasus yang menghebohkan sekaligus mengancam periuk nasi dan nama baik Kepolisian Metropolitan London ini.
Ulasan:
Setelah membaca dua novel terdahulu karya penulis yang sama, rasanya saya bisa katakan bahwa kali ini JK Rowling telah mendapatkan pola cerita yang memikat dan brilian. Seperti sebelumnya, pengarang selalu menyodorkan banyak sekali orang-orang yang diindikasikan sebagai pelakunya. Dan dengan berkelana ke seluruh tempat yang dicurigai sebagai tempat tinggal para pelaku menjadikan kisah ini memiliki nuansa dan kesan yang jauh dari monoton dan penuh warna.
Perjalanan Strike ke Brigade Lapis Ketujuh, pencarian dan pengintaian Robin ke sejumlah titik yang dicurigai, menemui dan mengingatkan betapa berbahayanya 'pelaku' saat kunjungan ke salah satu yang disinyalir sebagai pelaku adalah konsekuensi yang harus dipikul bagi keduanya.
Novel yang tebal ini memang menjanjikan kisah yang tak hanya bercerita tentang kasus, namun juga perasaan hati keduanya. Robin yang sering merasa sedikit cemburu dengan Elin, kekasih Strike atau sebaliknya Strike yang sebal dengan kehadiran Matthew kekasih Robin telah berhasil membuat emosi pembaca teraduk-aduk. Mengapa harus timbul perasaan demikian? Mungkin ini akan menjadi cerita selanjutnya yang lebih bikin penasaran ketimbang sepak terjang Strike.
Alur cerita cukup stabil ditingkahi oleh perasaan sang pelaku yang nampaknya terobsesi sekali untuk menghancurkan detektif. Setiap berhenti di bab yang mengisahkan tentang pelaku, pikiran saya menebak-nebak apa sebenarnya yang dimaui pengarang. Apakah saya bisa menangkap maksud dan tujuan si pelaku? Ternyata sulit!:)
Terlebih sebutan 'Itu' cukup membuat saya sibuk mengira-ngira siapakah dirinya, lelaki atau perempuankah, di mana tinggalnya, dsb. Apakah ada kaitannya dengan pengiriman paket misterius itu atau bagaimana. Ini menjadi semacam obsesi langsung yang perlu dipecahkan juga oleh pembaca termasuk saya.
Kompleksitas antara alur dan ketegangannya membuat saya perlu mengulur waktu karena saya tak ingin cerita habis begitu saja. Pada saat Robin berada di Wollaston Close dan tanpa sengaja bertemu muka dengan pelakunya atau mengintai pacar Whittaker di Catford, pada bagian-bagian inilah yang membuat saya harus menahan nafas karena bisa saja si pelaku telah menbuntuti dan menerkamnya. Begitulah, ketegangan yang seru telah menemukan jalannya.
Alur tentang drama menjelang pernikahan tak boleh diabaikan begitu saja. Meskipun menyelip, meliuk-liuk di antara riuh rendahnya pengejaran pelaku, drama pernikahan ini rupanya menjadi elemen penting serta memberi warna tersendiri dan saya cukup dibuat penasaran akan relasi dari dua orang ini, sang detektif dan sekretarisnya.
Sebagai suatu kisah, antara drama dengan kasus kejahatan dalam novel ini porsi keduanya lumayan. Ditambah terungkapnya masa lalu Robin yang mengakibatkan ia berhenti kuliah makin menambah menariknya cerita.Tak heran dengan novel yang tebal ini hasil akhirnya cukup memuaskan kendati ada serangkaian alinea penutup yang makin membuat penasaran!
“I do,” said Robin in a ringing voice, looking straight into the eyes, not of her stony-faced new husband, but of the battered and bloodied man who had just sent her flowers crashing to the floor. hal. 540
Saya sendiri suka dengan proses penjelajahan dan penelusuran Strike saat mengejar para pelaku mulai dari kampung halaman Donald Laing di Melrose, Barrow-in-Furness tempat persembunyian Brockband dan bertemu adik kembarnya, masuk ke Thai Orchid Massage, melacak istri Donald, kakak Kelsey di Finchley hingga masuk ke bar penari telanjang The Saracen, it's top notch!
Secara keseluruhan kisah yang dibuat dengan serangkaian survey dan penelitian terlebih dahulu akan menjadi kekuatan dan bobotnya lebih meyakinkan. Satu-satunya yang menjadi kekurangan dari karya pengarang mulai dari novel kesatu hingga yang ketiga ini adalah; tak diperlukannya ruang analisis dalam memecahkan suatu kasus. Seluruhnya murni ada di kepala pengarangnya. Tak apalah.
Baca juga : Sepuluh Anak Negro - Agatha Christie
Dan tokoh baru yang paling saya suka di novel ini adalah...Shanker! Eksentrik, setia kawan, dan berjiwa penolong. ( laci-buku )
Selamat Membaca!***
Komentar