Ayahku ( bukan ) Pembohong



Judul novel : Ayahku (Bukan) Pembohong
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman : 304 halaman
Ukuran Buku : 20 x 13,5 cm
Tahun terbit : April 2011
ISBN : 139789792269055
Sinopsis

Novel Ayahku (Bukan) Pembohong menceritakan tentang seorang ayah dan anak yang bernama Dam. Diceritakan tokoh Dam adalah seorang anak yang tumbuh dengan dongeng-dongeng tentang kesederhanaan hidup. Sejak kecil ia dihujani dongeng-dongeng yang melibatkan ayahnya. Mulai dari suku penguasa angin yang mengendarai layang-layang terbang, mendapat apel emas dari lembah Bukhara, kedekatan sang ayah dengan pemain sepakbola dengan nomor punggung sepuluh “El Capitano! El Prince”, berteman baik dengan Si Raja Tidur, dan lain sebagainya. Namun ayah Dam melarang Dam untuk menceritakan dongeng-dongengnya kepada teman-temannya.
Tetapi, saat Dam bersekolah di Akademi Gajah, suatu ketika Dam menemukan beberapa buah buku usang yang bercerita tentang suku penguasa angin dan layang-layang terbang yang bisa dikendarai serta cerita tentang sebuah desa terpencil yang ditumbuhi pohon apel emas—Lembah Bukhara—di perpustakaan sekolah. Dam semakin menganggap bahwa cerita-cerita ayahnya itu bohong belaka. Akhirnya sejak itu, hubungan Dam dan Sang Ayah mulai renggang. Terlebih ketika Ibunya sakit hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, ayah Dam malah mengaitkannya dengan dongeng-dongeng aneh yang membuat Dam membenci ayahnya. Ayahnya hanya mengatakan bahwa ibunya baik-baik saja dan bahagia. Dam bahkan menyalahkan ayahnya atas kematian ibunya.
Setelah bertahun-tahun kemudian, akhirnya Dam menikah dan dikaruniai dua anak bernama Zas dan Qon. Dam berusaha menjauhkan anak-anaknya dari Sang Ayah agar tidak mendengarkan cerita bohongnya itu. Tetapi semua itu sulit, Sang Ayah memang pandai bercerita.
Sekarang Sang Ayah sudah tua, sudah memiliki dua cucu, tetapi Dam masih kesal dengan cerita-cerita bohong itu. Sang Ayah sudah tinggal bersama Dam selama 6 bulan, tetapi Dam masih tidak peduli dengan Sang Ayah. Padahal kesuksesan yang telah dicapainya tidak lain berkat didikan yang diberikan Sang Ayah, melalui dongeng-dongengnya. Hingga suatu hari Sang Ayah jatuh sakit. Dam mulai menyadari bahwa Sang Ayah membutuhkannya. Dam pun menyesal selama ini sudah tidak peduli terhadap Sang Ayah. Sebelum ayahnya jatuh sakit, Dam sempat mengusir ayahnya dari rumah yang ia tinggali bersama dengan istri dan kedua anaknya.
Beberapa hari kemudian sejak jatuh sakit, akhirnya Sang Ayah meninggalkan Dam lebih cepat. Keesokan harinya, Sang Ayah pun dimakamkan. Antrean pelayat mengulur panjang. Tak disangka, Sang Pemain bola nomor sepuluh datang ke pemakaman Sang Ayah. Bukan hanya pemain nomor sepuluh saja yang datang, tetapi semua tokoh yang Sang Ayah ceritakan benar-benar datang. Bahkan Sang Kapten mengatakan bahwa ia sangat dekat dengan ayah Dam, ia menyesal tidak pernah menemui ayah Dam lagi setelah beberapa waktu. Saat itu akhirnya Dam mendapat kebenaran, bahwa Sang Ayah bukan pembohong.

Keunggulan Novel

Keunggulan dari novel “Ayahku (Bukan) Pembohong” karya Tere Liye yakni pada pesan atau amanat yang disampaikan kepada pembaca. Bagaimana seharusnya kita sebagai seorang anak mengasihi dan menyayangi ayah kita. Sebab seburuk-buruknya seorang ayah di mata kita, ia tetaplah orang tua yang membesarkan dan menyejahterakan hidup kita. Bagaimana seharusnya seorang anak menjaga dan memelihara ayahnya di usia senjanya, ketika ibu sudah tak ada lagi untuk mengurusnya. Bagaimana seharusnya seorang anak menghormati ayahnya, tetap dekat dengan ayahnya, dan bukan malah menjauhi dan membeci ayahnya. Dan masih banyak lagi pesan atau amanat yang terkandung dalam novel tersebut yang menjadi keunggulan dari novel “Ayahku (Bukan) Pembohong”.

Kekurangan Novel

Di sisi lain novel “Ayahku (Bukan) Pembohong” mempunyai kekurangan, seperti menceritakan hal-hal yang menurut logika manusia tidak masuk akal. Misalnya layang-layang raksasa yang terbang dan di kendarai oleh manusia.
Namun secara keseluruhan novel “Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye tersebut termasuk novel penggugah perasaan, jadi anda patut membacanya. Setelah membaca novel tersebut, anda akan berpikir berulang kali dan mencari alasan logis hanya untuk sekedar tidak mengacuhkan ayah anda, apalagi untuk membenci dan menjauhinya. Jangan sampai, karena sudah pasti anda akan menyesal. Sebab penyesalan selalu hadir di akhir cerita. Jadi mari kita menyayangi orang tua kita selagi mereka masih hidup. (tulis-menulis).

PEI download


Selamat membaca!***


Baca juga : Bulan - Tere Liye

Komentar

Popular Post

Dunia Kafka karya Haruki Murakami

A Man Called Ove - Fredrik Beckman

Musashi - Eiji Yoshikawa